Istano Basa Pagaruyung: Kuliner Unik di Tengah Sejarah Kerajaan

Istano Basa Pagaruyung: Kuliner Unik di Tengah Sejarah Kerajaan

Istano Basa Pagaruyung adalah salah satu icon tempat wisata di Sumatera Barat yang mengajak pengunjung untuk menyaksikan jejak sejarah masa lampau. Disini Anda bisa liburan sekaligus menambah pengetahuan tentang budaya Minangkabau. Tempatnya selalu ramai di akhir pekan dan musim liburan, karena banyak orang yang penasaran dengan peninggalan Kerajaan Pagaruyung ini.

Istana Pagaruyung yang bisa dilihat oleh para pengunjung sekarang bukanlah bangunan asli. Sebab, bangungan istana ini pernah terbakar sehingga dilakukan pemugaran.

Meskipun demikian, bentuk bangunan dan arsitekturnya sama persis seperti istana zaman dahulu. Tidak ada perubahan khusus pada bangunannya, melainkan hanya dibangun ulang. Istano Baso Pagaruyung masih memiliki berbagai daya tarik yang bisa dinikmati oleh wisatawan. Berikut informasiĀ  lengkap wisata sumatera barat ini:

Alamat Istana Pagaruyung

Istana Pagaruyung berlokasi di Jl. Alam, Kecamaran Tanjung Mas, Kota Batusangkar, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat.

Anda tidak perlu pusing untuk bisa sampai ke lokasi, karena rute perjalanan menuju Istana Pagaruyung sangatlah mudah ditemukan. Ia berada di samping jalan utama.

Dari pusat Kota Batusangkar, Istana Pagaruyung bisa ditempuh selama 10 menit berkendara karena hanya berjarak 5 kilometer. Setibanya di tempat parkir, Anda kemudian harus jalan kaki untuk masuk ke bagian istana.

Disepanjang jalan terdapat banyak sekali toko souvenir yang menjual aksesoris khas Minang. Anda bisa membawanya sepulang dari sini sebagai oleh-oleh.

Jam Buka dan Harga Tiket Masuk ke Istana Pagaruyung

Istana Pagaruyung buka setiap hari Senin- Minggu, mulai jam 8 pagi sampai dengan 4 sore.

Sementara itu, harga tiket masuk ke Istana Pagaruyung adalah Rp. 7.500 per anak dan Rp. 15 ribu untuk orang dewasa.

Sejarah Istana Pagaruyung Singkat

Istana Pagaruyung pertama kali dibangun di Bukit Batu Petuah, namun dibakar pada insiden perang Paderi pada tahun 1804. Setelah insiden ini, istana Pagaruyung kemudian dibangun kembali. Namun, istana terbakar habis di tahun 1966.

Pada tanggal 27 Desember 1976, Harun Zain meletekkan Tunggak tuo (tiang utama) sebagai tanda dimulainya rekonstruksi ulang. Harun Zain adalah Gubernur Sumbar pada saat itu. Pembangunan istana dilakukan di sisi selatan bangunan asli.

Pada tanggal 27 Februari 2007, Istana Pagaruyung tersambar petir dan membuatnya terbakar. Pada tahun 2008-2012, upaya pembangunan ulang kembali dilakukan. Proyek ini menghabiskan biaya kurang lebih Rp. 20 miliar.

Insiden ini membuat sebagian besar peninggalan barang berharganya musnah, kira-kira hanya menyisakan 15%. Namun, arsitektur asli bangungan tetap dipertahankan dan bisa Anda lihat seperti sekarang.

Keseruan Liburan di Istano Baso Pagaruyung

Istana Pagaruyung adalah sebuah rumah panggung besar yang terdiri dari 3 tingkat. Ia memiliki 72 tonggak sebagai penyangga utama, 11 pucuk atap atau gonjong sebagai penghias di bagian atas bangunan dan ornamen ukiran warna-warni di seluruh dinding. Ukiran tersebut terdiri dari 58 motif berbeda, sehingga membuatnya semakin unik dan menarik.

Tingkat paling bawah adalah ruang besar dan melebar yang berfungsi sebagai tempat sang raja dan keluarganya. Di bagian tengah terdapat singgasana raja. Sisi kanan dan kiri terdapat ruangan kamar, sekaligus 7 kamar di bagian belakang untuk putri raja yang sudah menikah.

Tingkat kedua adalah ruangan untuk aktivitas putri raja yang belum menikah. Sementara itu, tingkat paling atas disebut sebagai anjung peraringan untuk raja dan permaisuri bersantai.

Ruangan ini berada di bawah atap gonjong mahligai atau atau atap gonjong di bagian tengah bangunan. Disana Anda bisa melihat koleksi senjata pusaka asli kerajaan. Seperti senapan peninggalan Belanda, pedang dan tombak.

Arsitektur Istana Pagaruyung menggunakan kayu sebagai material yang mendominasi bagian bangunan secara keseluruhan. Didalamnya kita bisa menemukan berbagai macam ornamen dan ukiran dengan arti tersendiri.

Di bagian bawah Istano Baso Pagaruyung, Anda bisa menemukan tempat penyewaan baju adat Minang. Harga sewa dibanderol mulai dari Rp. 35 ribu – Rp. 70 ribu.

Selain bangunan istana, disini pengunjung juga bisa mencicipi kuliner khas yang terkenal dikalangan wisatawan. Yaitu baso tengiri atau baso ikan yang diolah sedemikian rupa dengan bumbu khas Minang. Baso tersebut sudah pasti bercitarasa lezat dan gurih.

Suasana makan semakin menyenangkan karena bisa menikmati keindahan danau dari kejauhan. Pokoknya seru banget deh berburu kuliner disini.

Fasilitas disini sudah sangat lengkap, mulai dari area taman, kantin, toilet dan area parkir yang luas.

Demikianlah sedikit pembahasan mengenai Istano Basa Pagaruyung yang bisa Anda jadikan sebagai referensi di musim liburan nanti.