Candi Barong, Keindahan Arsitektur Kuno di Yogyakarta

Candi Barong, Keindahan Arsitektur Kuno di Yogyakarta

Di Kota Yogyakarta terdapat banyak warisan budaya yang menjadi tempat wisata terkenal, salah satunya ada Candi Barong. Candi ini adalah salah satu candi peninggalan dari agama Hindu yang ada di kompleks Ratu Boko. Candi ini adalah candi Hindu yang dibangun pada masa Kerajaan medang pada abad ke-9 Masehi.

Lokasinya berdekatan dengan candi peninggalan Kerajaan Mataram Kuno lainnya, seperti Candi Ijo dan Candi Banyunibo. Letak pasti candi ini berada di Dusun Candisari, Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

Candi Barong, Keajaiban dan Keindahan Arsitektur Kuno di Yogyakarta

Dengan keberadaannya yang indah dan kaya akan sejarah, candi ini menjadi salah satu destinasi wisata yang wajib untuk dikunjungi. Terlebih lagi Anda yang sedang mencari tempat wisata sejarah dengan edukasi, baik untuk wisatawan lokal maupun internasional. Salah satu hal yang menarik dari candi ini adalah arsitektur dan relief yang ada di dalamnya. Berikut ini kita akan membahas sejarah dan keindahan candi yang ada di Yogyakarta ini.

Sejarah Awal Candi Barong

Pendiri candi ini dan asal-usulnya tidak diketahui secara pasti, karena belum ditemukan sumber yang otentik. Hanya saja, di dalam Prasasti Ratu Baka di angka tahun 856 diceritakan mengenai seorang raja bernama Sri Kumbaja atau Sri Kalaso Bhava yang membangun tigalingga. Diduga, bagunan yang dimaksud merupakan Candi Barong.

Sumber lain dari candi ini didapat dari Prasasti Pereng di angka tahun 863. Dalam prasasti tersebut, tertulis bahwa di tahun 784 Saka atau 860 Masehi, bahwa Rakai Walaing Pu Kumbhayoni menganugerahkan sawah dan dua bukit di Tamarunang. Pemberikan keduanya dipiperuntukan dalam pemeliharaan bagunan suci dSyiwa bermana Bhadraloka.

Para ahli juga berpendapat bahwa Sri Kumbaja dan Pu Kumbhayoni merupakan orang yang sama. Pernyataan berdasarkan dua prasasti tadi mendapatkan dukungan dari penelitian dari para arkeolog. Mereka menyatakan bahwa candi ini dibangun sekitar abad ke-9 atau abad ke-10.

Para peneliti juga mengatakan bahwa candi ini merupakan peninggalan dari kerajaan Mataram Kuno. Dulunya, fungsi candi ini diperkirakan sebagai tempat pemujaan Dewa Wisnu. Candi ini pertama kalinya ditemukan oleh bangsa belanda di abad ke-20. Setelah ditemukan dalam kondisi runtuh, candi ini kemudian dipugar pada tahun 1979 hingga 1999.

Asal Usul Nama Candi Barong

Penamaan candi ini berasal dari kesepakatan penduduk setempat. Kara barong sendiri terinspirasi dari hiasan kala di sudut-sudut candi yang menyerupai barongan. Sementara itu, berdasarkan literatur tua, candi ini memiliki nama Candi Sari Sorogedug. Nama candi ini terdapat dalam Prasasti Ratu Baka yang berangka di tahun 856.

Keindahan Candi Barong

Candi ini memiliki arsitektur yang indah dan memukau. Bangunannya terdiri dari tiga tingkat yang masing-masing-nya memiliki desain dan bentuk unik. Sementara itu, pada bagian atas candi terdapat relief-relief yang menggambarkan cerita dari kitab suci agama Hindu, yakni Ramayana dan Mahabarata. Relief-relief tersebut menggambarkan perang antara raksasa dan para dewa.

Candi ini juga memiliki ukiran-ukiran dengan bentuk geometri yang indah. Ukiran-ukiran ini merupakan perwujudan dari kepiawaian para pengrajin di masa itu dalam menghias bangunan dengan menggabungkan matematika dan seni.

Kompleks Bangunan

Candi Barong berupa bangunan punden berundak bersusun tiga yang semakin ke atas, bangunan bagian teras semakin sempit. Di bagian teras paling atas terdapat dua bangunan candi dengan ukuran 8,18 x 8,18 meter dengan tinggi 9,05 meter. Struktur candi ini sama seperti candi umumnya, terbagi menjadi tiga bagian, atap, tubuh, dan kakinya.

Rekomendasi Tempat Wisata di Yogyakarta Lainnya:

Pada bagian barat terdapat dua bangunan candi dan gapura masuk dengan bentuk paduraksa. Bagunannya seperti bangunan canti tetapi memiliki lubang di tengah sebagai jalan masuk. Bila dilihat dari segi arsitekturnya, candi ini memiliki corak Hindu yang berfokus pada pemujaan Dewa Wisnu.

Sementara itu pada bagian kaki dan dinding candi tidak ditemukan adanya relief hanya ada pahatan berpola dedaunan dan manusia yang sangat sederhana. Tidak hanya itu saja, di kompleks Candi Barong terdapat kotak pipih, mangkuk, mata kapak, guci keramik, arca-arca, dan lain sebagainya. Pengunjung bisa datang ke candi ini mulai dari pagi hingga sore hari sebelum pukul 17.00 WIB. Anda cukup membayar parkir apabila datang membawa kendaraan.