Beginilah Nasib Hutan Mangrove Sebauk yang Tak Terurus

Beginilah Nasib Hutan Mangrove Sebauk yang Tak Terurus

Pulau Bengkalis adalah 1 dari 111 pulau kecil yang terletak di Kabupaten Bengkalis, Riau. Pulau kecil ini memiliki banyak sekali potensi alam, tak heran jika akhirnya banyak destinasi wisata alam yang dibuka di dalamnya. Salah satunya adalah Hutan Mangrove Sebauk. Seperti namanya, wisata ini berada di Desa Sebauk, Kabupaten Bengkalis.

Obyek wisata ini ini mempunyai akses jalan yang mudah dijangkau. Jaraknya hanya sekitar 10 Km dari Kabupaten Bengkalis atau jika dihitung dalam waktu tempuh hanya sekitar 17 menit. Di samping itu, hutan mangrove juga masih memiliki banyak keistimewaan lain. Berikut ini ulasannya:

Biaya Masuk dan Keindahan Hutan Mangrove Sebauk

Hutan mangrove adalah objek wisata yang menawarkan wisata dengan berjalan di tengah-tengah pohon bakau yang dibudidayakan. Berikut ini biaya masuk hutan mangrove dan beragam keindahannya:

1. Biaya masuk hutan mangrove

Pengunjung bisa berwisata di tempat ini secara gratis karena pemerintah daerah tidak menetapkan tarif. Selain gratis, Tempat ini dapat dijadikan sebagai pilihan wisata keluarga karena memiliki sensasi berwisata yang unik dan berbeda dari obyek wisata kebanyakan. Selain untuk melihat pemandangan, pengunjung juga menjadikan hutan mangrove ini sebagai bahan edukasi bagi keluarga.

2. Keindahan hutan mangrove

Indahnya Hutan mangrove di Sebauk ini bisa dinikmati dari berbagai sisi seperti dari hutan mangrove itu sendiri, laut dan selatnya, serta budayanya. Di awal pembangunan, obyek wisata ini mempunyai bermacam infrastruktur yang memadai. Di antaranya adalah jembatan yang berada di tengah dan membelah Hutan mangrove dan pondok-pondok peristirahatan yang berada di bibir pantai.

Saat berada di wisata alam ini, pengunjung juga bisa memancing atau melakukan aktivitas lainnya. Ada juga berbagai pemandangan unik lain yang bisa dilihat oleh pengunjung. Misalnya saja, pemandangan togok (rumah-rumah kecil) yang berbaris dengan rapi di tengah laut. Pengunjung bisa secara langsung aktivitas para nelayan dari mulai menjaring ikan hingga menurunkan ikan dari perahunya.

Togok adalah rumah yang dijadikan tempat bagi nelayan untuk memasangkan alat penangkap ikan dan udang (pengerih) di laut. Rumah-rumah kecil tersebut diperuntukkan sebagai tempat untuk menampung, menjemur, dan mengolah ikan segar menjadi ikan asin. Selain ikan asin, para nelayan juga memanfaatkan togok untuk memproduksi belacan, terasi, dan olahan produk lainnya dengan bahan dasar udang.

Besarnya potensi alam yang ada agaknya tidak bisa dimanfaatkan dengan optimal. Akibat kurangnya kerja sama yang terjadi antara Pemerintah Desa dan warga setempat akhirnya tempat ini menjadi rusak. Berikut adalah penjelasannya.

Problematika di Hutan mangrove Desa Sebauk

Obyek wisata ini mulai dibangun sejak tahun 2020, namun baru dibuka pada tahun 2021. Pemerintah Desa Sebauk telah berkomitmen untuk menjadikan hutan mangrove ini menjadi tempat wisata yang berdaya saing tinggi. Walau telah menghabiskan anggaran ratusan juta rupiah, nyatanya fasilitas yang diberikan malah kurang maksimal.

Fasilitas yang ada di hutan mangrove banyak mengalami kerusakan. Seperti halnya jembatan yang berada di tengah hutan, kini justru telah hancur. Spot-spot tempat persinggahan untuk pengunjung pun ikut hancur padahal pembangunan baru saja dilakukan.

Ditambah lagi, adanya kerang batu atau ikan yang dibudidayakan oleh Pemerintah Desa malah hilang tanpa jejak. Lokan-lokan ini diprediksi dicuri oleh orang-orang tak bertanggung jawab karena dilakukan mendekati waktu panen. Hutan mangrove juga banyak ditebang dan digunakan sebagai kolam ikan, masalah ini menjadikan ekosistem pantai rusak.

Baca Rekomendasi Tempat Wisata di Riau Lainnya:

Keberadaan Hutan Mangrove Sebauk yang sempat ramai pengunjung kini telah sepi dan terbengkalai. Bahkan banyak orang yang menghubungkan tempat ini dengan hal-hal berbau mistis. Akhirnya hutan mangrove yang sangat berpotensi menjadi objek wisata yang ideal malah tak terurus. Meski demikian, masih ada harapan besar untuk Pemerintah Desa setempat agar mengembangkan kembali tempat ini.